Manga tentang masakan agaknya jarang yang populer, yang
nemplok diingatan saya hanya the cooking master boy yang saya ikuti animenya di
S*tv tahun 2000an. Itupun tidak sampai tamat, kalau saya tidak salah ingat
sampai di pertandingan di sebuah kapal di Shanghai. Itu dulu, bahkan sampai Toriko
kemudian terbit. Itupun bukan pure manga masakan, melainkan manga fight action
yang dibumbui dengan makanan. Nah, pada tahun 2012 lalu muncul sebuah judul
manga shounen tentang masakan yang begitu populer, bahkan kerap bersaing dengan
judul-judul manga yang telah mapan seperti One Piece, Naruto(saat itu belum
tamat), Bleach dll. Manga ini berjudul Shokugeki No Soma, judulnya nggak
gampang nemplok jika didengar pertama kali. Tapi jika anda membaca mulai dari
chapter pertama, saya yakinkan bahwa manga ini sangat menarik.
Ada tiga orang yang jadi otak dari manga ini: Sun Shaeki yang
dulunya seorang mangaka hentai. Dia ini yang menyebabkan artworknya shokugeki
No Soma banyak sekali bertabur gambar-gambar seksi, Yuto Tsukuda yang jadi
scriptwriter alias penulis cerita, dimana beliau bekerja sama dengan chief
wanita Jepang bernama Yuki Morisaki. Dialah yang jadi dalang dari semua resep
masakan di manga ini, termasuk resepnya yang membuat ramen dengan tempe sebagai topping(beneran
tempe, lauk khas kita yang murah meriah dan ueenaakkknya gak bisa bikin bosen
itu ada di manga. Dikatakan di dalam manga teksturnya mirip daging pula,hehehe).
Iki Tempeh lhooo...TEMPEEHHH |
Sinopsis :
Soma Yukihira, murid kelas tiga SMP adalah seorang anak yang
punya impian menjadi koki masakan di restoran milik ayahnya, restoran Yukihira
dan mengalahkan ayahnya itu dalam duel masak. Setiap saat dia menantang
ayahnya, Saiba Jouichiro dalam satu duel masak dan pada akhirnya dia yang
kalah. Keduanya juga punya kebiasaan aneh, membuat masakan-masakan aneh yang
hampir-hampir tidak bisa dimakan(satu kali bapaknya Souma bahkan pernah memasak
cicak atau kadal!).
Satu hari saat Soma telah lulus Smp, Bapaknya menutup
restorannya dan menghilang. Lewat surat yang dia tinggalkan, Saiba mengatakan
bahwa ia pergi ke Amerika untuk memasak di restoran-restoran kelas dunia
disana. Dan tak lupa dia berpesan pada Soma untuk mendaftar di sebuah sekolah
memasak berjuluk akademi Tootsuki, sebuah sekolah memasak terbaik seantero
Jepang jika masih ingin menaklukkan bapaknya di gelanggang memasak. Memenuhi pesan
bapaknya Soma pun mendaftar di Sekolah itu. Mulai dari situlah, dia bertemu
dengan rekan-rekan satu sekolah dan musuh-musuh dalam memasak di Tootsuki,
sebuah sekolah yang mengasah kemampuannya dalam memasak dan menjadi koki
terbaik yang bisa mengalahkan bapaknya.
Review :
Plotnya standar manga Shounen Jepang dan terkesan dangkal,
pengembangan-pengembangan di dalamnya pun kurang begitu dalam dan banyak
tokoh-tokoh yang diceritakan penuh semangat di awal dan terkesan misterius,
hanya berakhir sebagai tempelan bahkan fodder. Contoh paling mengecewakan itu
adalah Ibusaki dan Isshiki, dua karakter yang diawal cerita kelihatan penuh
misteri pada akhirnya berakhir yang...ya begitulah. Namun berbeda dengan
storyline dan presentasi ceritanya, mengalir lancar dan diawal-awal cerita
sangat menarik. Tiap chapter kita akan diberikan kejutan pada akhir chapter dan
yang plus tentu saja, foodgasm ala manga ini. Foodgasm adalah istilah puncak
kenikmatan yang diperlihatkan karakter dalam manga setelah menyantap satu
masakan. Sebagian besar memang pose-pose erotis, namun banyak foodgasm yang
unik seperti saat foodgasm nya Dojima senpai(ketua dewan direksi akademi
Tootsuki) di festival musim gugur dimana dia diperlihatkan dalam gaya berenang,
menjadi gadis berpakaian seifuku, seragam pelaut yang dipakai anak sekolah dll.
Nah, yang namanya foodgasm inilah yang
seringkali jadi fanservice dari manga ini, apalagi ditambah latar
belakang ilustratornya, saeki yang mantan mangaka hentai.
Foodgasm nya cukup yang ini aja ya..yang versi erina dll baca sendiri komiknya 😆 |
Shokugeki No Soma sendiri sangat menarik dari awal sampai
kira-kira arc pemilihan musim gugur. Disitu cerita, battle dipresentasikan
dengan sangat baik. Sangat intense dan selalu membuat penasaran pembacanya. Namun
setelah pemilihan musim gugur, flow ceritanya jadi lumayan santai dan kurang
menarik. Padahal Tootsuki sudah kedatangan musuh besar dan pengkhianatan
beberapa elite teen(sebutan untuk sepuluh dewan murid tootsuki yang punya
pengaruh sangat kuat, cukup kuat untuk mengkudeta sang kepala sekolah nakiri
Senzaemon). Mulai naik lagi saat Saiba Jouchirou bapaknya Soma datang dan
memulai regime Cuisine(shokugeki berkelompok).
Artwork manga ini juga termasuk dalam kategori indah,
padahal digambar menggunakan pen tablet alias medianya digital. Karakter dari
manga ini keren-keren, yang laki-laki kebanyakan tamfan bahkan mendekati ‘cantik’
seperti Takumi Aldini-yang mengaku jadai rival sejatinya Soma dan yang cewek
cantik-cantik, dan beragam! Ada yang tipe Tsundere semacam Erina Nakiri, tipe
polos seperti Tadokoro Megumi(Erina dan tadokoro yang digadang-gadang jadi
saingan waifunya si Soma kelak), tipe keibuan seperti Ryoko Sakaki dll. Artwork
Sun Shaeki termasuk stabil dan kelas tinggi, dengan penggunaan tone yang tepat
sehingga makanan yang digambar terlihat nyata. Penggambaran masakannya pun
sangat detail dan menggugah selera! Yang paling bikin ngiler saya itu ya ramen
tempe itu! Bahkan butiran-butiran nasi bercampur kuah digambar dengan detail. Kalau
Cuma lihat gambarnya bisa saja kita ngiler, tapi jika membaca resepnya kadang
ditemukan yang aneh-aneh buat orang indonesia, contohnya susu kedelai dicampur
nasi dan apel. Mau gimana lagi, lidah nusantara yang biasa melahap sayur asem
dan rendang mana bisa membayangkan yang seperti itu.
Jadi, apakah Shokugeki No Soma recomended manga? Saya katakan
yoi. Cerita lumayan menarik dan artworknya pun bagus. Adakalanya terjadi
penurunan tensi cerita namun kali berikutnya akan membaik kembali. Jika sedang
jenuh dengan manga battle semacam one piece yang ceritanya sudah mengular,
sekali-sekali bolehlah berpaling ke manga ini. Dijamin tak akan menyesal.
No comments:
Post a Comment