Labels

Monday, March 19, 2018

Review Manga Shokugeki No Soma chapter 255: Tersesat di Hutan Belantara




Sudah membaca Shokugeki No Soma chapter terbaru 255: Tersesat di Hutan Belantara? Ya, akhirnya dua elite teen menyelesaikan masakan mereka, satu hidangan pembuka dari Rindou Kobayashi dan satu hidangan utama dari Eishi Tsukasa dengan tema Gourmet Sejati. Dengan plus flashback dan penyajian pertama, apakah mitos auto lose bagi kedua kriteria tersebut akan terulang pada dua elite teen tersebut?

FLASBACK..LAGI DAN LAGI

Flashback Eishi-Rindou masih berlanjut. Kali ini bahagian besar menceritakan PDKT nya Azami kepada Eishi, dengan perlahan-lahan menanamkan idenya sendiri ke Eishi dan kebetulan pemikiran mereka saling cocok satu sama lain.
Diawal, Azami menyebut bahwa seharusnya Eishi menggunakan bakat masaknya hanya untuk orang-orang yang benar-benar mengerti keunggulan memasaknya, alih-alih memasak untuk mereka-yang disebut Azami sebagai babi-babi-yang tidak bisa menilai masakannya dengan benar sehingga ‘kreativitas, keunggulan dan ambisi’ dari Eishi. Azami bahkan mencontohkannya dengan pelopor aliran kubisme dalam seni lukis, pablo picasso yang karya-karyanya sulit dipahami oleh orang awam(termasuk saya, biarpun saya bisa sedikit melukis,lukisan pablo picasso tidak bisa saya nikmati. Saya lebih bisa menikmati  ‘harimau minum’nya Raden Shaleh dibanding ‘gadis bercerminnya’ pablo picasso) namun akan nampak memukau di mata orang yang tahu seni. Itulah idealismenya Azami. 
 Pada akhirnya kita bisa tahu awal mula Azami bisa menjatuhkan Nakiri Senzaemon sang mafia Gourmet dari posisi kepala sekolah Tootsuki lewat 10 dewan elit. Dari cara Azami mendekati kursi pertama Dewan elit, menanamkan idealismenya dan akhirnya memperalat yang lain untuk menjatuhkan kepala sekolah.


Yang menarik, di chapter 253 “Gourmet Sejati”  tekad Azami yang hendak menjadikan putrinya (Erina Nakiri) kunci yang membawa semua koki ke jalan yang benar. Dan dia menyebutkan detailnya di chapter ini. ucapannya:

“ kau hanya boleh mendengarkan orang yang menunjukkan jalan menuju tujuan yang dijanjikan. Sebuah Kompas dengan presisi yang luar biasa. Hal itu yang menjadi siksaan dan penyelamat koki manapun. Putriku memilikinya, sang lidah dewa!”

Akhirnya perbuatan-perbuatan Azami ‘menyiksa’ Erina seperti  mengucilkannya dari pergaulan bahkan dengan sepupunya Alice, menjejalinya dengan jadwal rutin setiap hari mencicipi makanan berkualitas tinggi hingga akhirnya Nakiri memiliki bakat lidah dewanya, bisa kita pahami alasannya. Dia hendak menjadikan Erina sebagai ‘kompas dengan presisi yang luar biasa’, penguji mana masakan berkualitas tinggi lewat lidah dewanya, sebagai standar gourmet yang sempurna versinya. Itu mengapa dia hanya menjadikan sepuluh dewan elit sebagai pembuat resep masakan satu-satunya di akademi Tootsuki, dengan menyingkirkan seluruh klub masakan yang mempunyai resep sendiri, untuk selanjutnya dia akan menerapkannya ke seluruh Jepang.


Dan mungkin sekali, latar belakang Azami menjadi seperti itu didasari saiba Jouichiro yang pergi dan jadi tidak jelas karena orang-orang yang memuji masakannya tidak mengerti masakan saiba, memuji-muji masakan saiba agar saiba membuat masakan lain, termasuk dengan lawan-lawan saiba yang ketakutan duluan sebelum bertanding. Inilah yang membuat saiba jadi tidak bisa memasak dengan senang, malah seperti terbebani dengan berbagai pendapat orang. Inilah yang menyebabkan Azami lalu menyalahkan orang-orang yang tidak mengerti  seni memasak tingkat tinggi dan berniat mengubah keadaan tersebut, dengan menjadikan Erina sebagai bidaknya yang paling penting.

PERBEDAAN FRUSTASI DUA JENIUS

Perbedaan utama antara rasa frustrasi Jouichirou dengan rasa frustrasi Tsukasa adalah bahwa Saiba Jouichirou mengalami kesulitan untuk menemukan seseorang yang bisa menantangnya dan menjadi semakin sulit baginya untuk memperbaiki masakannya dengan segala tekanan yang terjadi. Tidak seperti Jouichirou, Tsukasa tidak bisa lepas dari tugas sebagai kursi pertama elite, apalagi dibandingkan dengan Jouichirou yang dengan sengaja duduk di kursi kedua. Tsukasa tidak punya banyak waktu untuk berkonsentrasi pada masakannya dan dia harus memasak untuk orang-orang yang tidak tahu apa yang sebenarnya dia buat meskipun makanan yang dia hasilkan itu lebih buruk daripada masakan yang biasanya dia buat. Tsukasa tidak memiliki tekanan yang sama dengan yang dimiliki Jouichirou. Semua orang mengira bahwa makanannya sangat lezat meski tidak benar, tapi karena posisinya mereka pikir itu pasti benar, sementara itu diharapkan dari Jouichirou bahwa masakannya menjadi lebih baik dan lebih baik dari waktu ke waktu.

Inilah bebannya orang-orang yang sudah mencapai puncak. Satu contoh adalah Masakan Shinomiya senpai yang akhirnya  stagnan begitu dia mendapatkan Michelin Star-nya. Rupanya, ini adalah tema bahwa orang-orang yang mencapai puncak memiliki rintangan yang luar biasa untuk diatasi untuk memperbaiki diri mereka lagi.

 RINDOU-SENPAI SEBAGAI KUNCI

Dalam hal ini, yang menarik adalah sikap Rindou senpai. Dari sejak pertama bertemu, Rindou sudah tidak menyukai Azami namun dia tetap berada di dalam struktur dewan sepuluh elit dan masuk dalam lingkaran Central, alih-alih keluar dari dewan elit seperti isshiki, megishima atau kuga. Dan dari tindakan-tindakannya yang kerap menguntungkan para rebel ditambah penegasan dari megishima bahwa dia orang yang tidak bisa ditebak, ada kemungkinan pada suatu saat Rindou akan melakukan sesuatu yang berakibat kemenangan bagi rebel. Dan mungkin sekali, Rindou yang tetap keukeuh berada di Central bertujuan untuk mengembalikan  Eishi  dari sebagai bidak lainnya Azami.





Kembali ke pertandingan memasaknya. Sudah jadi trademarknya Rindou-senpai  memasak masakan dengan bahan-bahan tidak biasa, sehingga masakannya terkesan sangat liar. Sebelumnya kita dikasih lihat Rindou yang memasak buaya dan arapaima, lalu di flashback chapter ini diceritakan Eishi kalau Rindou biasa ke amazon untuk masak piranha. Nah, kali ini saat babak final regime de cuisine Rindou menyajikan mille feuille atau lapisan seribu daun, sebutan dari potongan vanili atau potongan custard, kue perancis yang asal pastinya tidak diketahui. Bentuknya yang modern dipengaruhi oleh perbaikan yang dilakukan oleh marie antoinette. Yang bikin unik dari masakan rindou adalah rasa asam sebagai sentuhan akhir pada masakannya yang ternyata bahannya dari SEMUT!

Rindou : semut doyan???
wkwkwk rindou senpai...pemikirannya betul-betul out of the book. Sampai-sampai soma sendiri yang biasa bikin masakan aneh ngomong: “sial...dia benar-benar gila!”. Si gila yang awesome!



Dan terakhir saatnya Eishi yang unjuk gigi. Dia menyelesaikan masakannya sendiri yang dengan penuh keyakinan dia sebut “keahlian utamaku”. Bentuknya mirip pai, tapi entahlah karena ini adalah hidangan utama dan keahlian khusus Eishi yang diketahui sejauh ini adalah memaksimalkan bahan-bahan makanan yang dimasaknya. Jadi masakana jenis apa yang akan diperlihatkannya??kita tunggu sampai chapter depan rilis.





No comments:

Review Manga One Piece Chapter 930 : Kota Ebisu

Chapter yang penuh intrik. Ada banyak hal tersirat yang bisa kita kupas di chapter ini. Yuk kita kupas